Simak Informasi Menarik Seputar Permadani Persia Berikut Ini!


Salah satu oleh-oleh menarik dari timur tengah adalah karpet. Oleh-oleh ini terkadang menjadi buah tangan orang-orang yang baru pulang dari timur tengah seperti umroh. Oleh-oleh umroh ini bisa dilihat di toko oleh-oleh haji di Jogja, meskipun karpet tidak ada. Lebih kepada produk seperti sajadah.

Keberadaan karpet atau permadani persia diyakini sudah berumur lebih dari ribuan tahun. Menarik untuk mengetahui beberapa informasi terkait permadani persia ini. Selain itu, karpet dari negeri Persia seperti Iran ini juga diyakini anti alergi. Bagaimana bisa? Simak informasi berikut ini.

Sejarah


Karpet tenun yang pertama dipercaya ditemukan pada Dinasti Sassanid Persia (224-641 SM), yaitu karpet “The springtime of Khosro”. Karpet ini biasa digunakan Raja Khosro I untuk berjalan di sepanjang karpet ketika musim dingin untuk mengingatkannya akan keindahan musim semi. Karpet berbahan dasar sutera berukuran 400x100 dengan berat beberapa ton ini dipotong dalam beberapa bagian dan dijual secara terpisah ketika Kerajaan Khosro I diserbu oleh orang Arab.

Karpet Persia, sumber : تجارت‌نیوز


Karpet tenun yang benar-benar menjadi bentuk seni terdapa pada masa Dinasti Safawi (1499-1722 M) saat Kekaisaran Persia berada di puncaknya. Beberapa karpet terbaik dirajut di sebuah tempat yang khusus didirikan oleh Kaisar dengan memperkerjakan desainer, pengrajin dan penenun berbakat.

Desainer atau seniman membuat sebuah desain lalu memberikannya kepada penenun untuk ditenun menjadi sebuah permadani. Karpet permadani terbaik pada masa itu biasanya terbuat dari sutra atau wol dengan kombinasi benang emas dan perak.

Dua karpet yang paling dikenal pada masa Dinasti Safawi yang digunakan di masjid Ardabil pada tahun 1539 di Museum Victoria and Albert, London. Banyak ahli percaya bahwa kedua karpet ini merupakan puncak pencapaian dalam desain karpet.

Karpet Persia sempat mengalami penurunan bahkan sampai tidak ada karpet yang bernilai tinggi pada tahun 1747, sesaat setelah Shah Persia meninggal dan kampanye melawan Afghanistan, Turki, dan Rusia. Kemudian pembuatan karpet Persia kembali berkembang dengan pedagang Tabriz mengekspor karpet ke Eropa melalui Istanbul pada kuartal abad ke-19. Lalu pada akhir abad ke-19, perusahaan Eropa dan Amerika mendirikan bisnis di Persia untuk mengorganisir produksi kerajinan yang berfokus pada pasar barat.

Contohnya adalah karpet Ziegler dari perusahaan Jerman yang berbasis di Manchester, Ziegler & Co, saat ini sebagai salah satu karpet paling popular setelah pindah ke Iran untuk mengembangkan karpet ekspor dengan penenun utama mereka adalah penenun Iran.

Diantara banyak suku di Iran yang membuat karpet, jenis karpet Iran terotentik datang dari tenun suku Qashqa. Proses pembuatan karpet dimulai dari mencukur bulu domba, mengumpulkan bulu domba, bulu domba/wol itu kemudian dibersihkan dan dipintal menjadi benang. Kualitas benang wol tergantung pada jenis domba yang digunakan, iklim tempat penggembalaan domba, kondisi padang rumput sebagai makanan utama domba, dan waktu pencukuran.

Benang-benang tersebut kemudian diwarnai dengan cara merebus benang dengan pewarna alami dari tanaman dan serangga; seperti daun anggur, chamomile, kulit delima, nila dan cochineal. Setelah kering, baru benang-benang yang sudah melalui proses pewarnaan ditenun untuk menjadi sebuah permadani.

Manfaat Karpet


Karpet atau permadani memang hanya digunakan pada saat-saat khusus saja di Indonesia. Tidak seperti di negara-negara yang bercuaca dingin seperti di Eropa. Namun, menggunakan karpet sebenarnya memiliki sensasi tersendiri meskipun cuacanya tropis seperti di Indonesia. Berikut ulasannya.
Karpet Persia di Masjid Iran, sumber : TripAdvisor

1. Pencipta suasana pada ruangan


Variasi warna dan motif pada karpet bisa mendukung terwujudnya tema pada ruangan. Contohnya, karpet berwarna lembut dan bermotif floral, bisa menciptakan kesan romantis pada ruangan.

2. Sebagai alas furnitur


Dengan adanya karpet sebagai alas, furnitur akan terhindar dari pergeseran langsung dengan lantai. Pergeseran demikian, seringkali menimbulkan "cacat" pada permukaan lantai maupun furnitur Anda.

3. Memberikan kenyamanan saat berjalan


Bahan dan tekstur benang atau bulu pada karpet berbeda-beda. Mulai dari yang halus hingga kasar. Perbedaan tersebut bisa memberikan sensasi tersendiri, pada saat menyentuh telapak kaki. Sehingga tercipta kenyamanan bagi orang-orang yang melangkah di atasnya.

Comments

Popular posts from this blog

Tradisi Mangokal Holi Suku Batak

5 Rekomendasi Klinik Gigi Anak Di Jogja Yang Nyaman Dan Aman

Daftar Jasa Interior Desain Ruang Rapat Di Jogja (6 Perusahaan)