Kebaya Labuh, Pakaian Adat Kepulauan Riau

Di banyak buku tentang kebaya, seperti The Nyonya Kebaya, Kebaya Encim, sejarah kebaya hanya menjadi pengantar singkat. Dan hampir semua menuliskan bahwa kebaya berasal dari Bahasa Arab, Abaya, yang berarti tunik panjang. Sementara itu sumber yang lain menyebutnya habaya yang artinya pakaian longgar dengan belahan di depan (kaftan).

Nah, yang paling banyak dijadikan rujukan tentang asal kata kebaya dalam Bahasa Arab adalah Buku Nusa Jawa: Silang Budaya (1996) karya Denys Lombard yang menuliskan bahwa Kebaya berasal dari bahasa Arab, Kaba yang artinya pakaian.

Kebaya adalah pakaian salah satu pakaian adat berasal dari budaya masyarakat Jawa di Indonesia. Kebaya dikenakan oleh wanita dari masyarakat Jawa di Indonesia dan sebagian kecil masyarakat Jawa di Malaysia, dan Brunei Darussalam.

Ada juga variasi Kebaya Nyonya yang dikenakan oleh masyarakat Tionghoa Peranakan di Indonesia, Melaka dan Singapura. Kebaya biasanya terbuat dari bahan tipis yang dikenakan dengan sarung, batik, atau pakaian rajutan tradisional lainnya seperti songket dengan motif warna-warni.

Gambar : Kebaya Labuh, sumber : andalastourism.com

Sementara itu, Rens Heringa menulis dalam bukunya Fabric of Enchantment, Batik from the North Coast of Java, 1996, bahwa kebaya berasal dari kata Cambaia, sebuah kota di India, yang mayoritas penduduknya menjadikan wastra sebagai penghidupan dan memperdagangkannya ke hamparan Samudera Hindia. Bahan yang mereka tawarkan adalah kain tipis bernama namsuk yang sesuai untuk daearah panas.

Baca Juga : Berbagai Macam Jenis Teh Yang Baik Untuk Kesehatan

Sementara itu terdapat asumsi mengatakan pengaruh Cina pada kebaya dimulai saat imigran Cina pada abad ke-15 memperkenalkan baju longgar berlengan panjang buka depan yang dikatupkan pada tepi-tepinya mirip dengan baju Cina Beizi. Baju ini digunakan perempuan dari kalangan sosial bawah pada masa Dinasti Ming (abad ke-14 hingga ke-17).

Tetapi ada pula asumsi yang menyebutkan bahwa Kebaya merupakan warisan dari Tiongkok ketika terjadi migrasi besar-besaran warga Cina ke kawasan Asia Selatan dan Tenggara pada abad ke 13. Asumsi terakhir sangat lemah, karena pada abad ke-13 busana kain panjang masih mendominasi Indonesia.

Bentuk Kebaya sebetulnya merupakan baju panjang atau disebut juga baju kurung yang kebanyakan dipakai oleh orang Sumatera, Palembang, Aceh dan dimodifikasi oleh perempuan Belanda karena disesuaikan dengan iklim yang ada di Batavia.

Gambar : Keluarga pengantin, sumber : kompas.com

Nama kebaya sebagai pakaian tertentu telah dicatat oleh Portugis saat mendarat di Indonesia. Kebaya dikaitkan dengan jenis blus yang dikenakan oleh wanita Indonesia di abad ke-15 atau 16. Sebelum tahun 1600, kebaya di pulau Jawa dianggap sebagai pakaian khusus yang hanya untuk dikenakan oleh keluarga kerajaan, bangsawan, dan priyayi.

Kemudian, kebaya juga diadopsi oleh masyarakat umum, khususnya para petani wanita di Jawa. Hingga hari ini di desa-desa pertanian di Jawa, para petani wanita masih menggunakan kebaya sederhana, khususnya di kalangan wanita tua. Kebaya sehari-hari yang dikenakan oleh petani terbuat dari bahan sederhana dan dikancingkan dengan jarum sederhana atau peniti.

Baca Juga : Fasilitas Kantor Yang Membuat Para Karyawan Merasa Bersemengat

Nah kali ini kita akan membahas Kebaya yang berasal dari Kepulauan Riau yaitu Kebaya Labuh dan Teluk Balangga. Yuk simak :

Kebaya Labuh dan Teluk Balangga

Kebaya Labuh dan Teluk Balangga adalah baju adat dari Kepri. Berasal dari Sumatera, pakaian adat ini merupakan sebuah kekayaan lokal yang ditetapkan oleh pemerintah Kepulauan Riau sebagai ikon pakaian adat dari daerah ini.

Hal ini berdasarkan pada keunikan dan nilai-nilai kebudayaan yang dimiliki oleh pakaian ini sehingga merupakan nilai tambah tersendiri sebagai ciri khas kekayaan budaya Kepulauan Riau. Salah satu unsur budaya lokal Sumatera yang masih tetap eksis adalah baju adat. Setiap wilayah di Sumatra punya ciri khas tersendiri.

Gambar : Pakaian adat Riau, sumber : Pinangpaleo.com

Pakaian adat ini terdiri atas dua jenis pakaian adat untuk laki-laki dan wanita, yaitu Kebaya Labuh dan Teluk Balangga. Kedua baju adat ini merupakan warisan kebudayaan yang berasal dari masa kejayaan Islam di Riau. Namun seiring dengan berjalannya waktu, kedua pakaian adat ini banyak digunakan oleh seluruh masyarakat Riau dan menjadi bagian dari pakaian adat dari Kepulauan Riau.

Kebaya Labuh merupakan pakaian adat wanita yang biasa dikenakan pada saat upacara adat. Selain itu pakaian ini juga digunakan pada banyak kesempatan acara-acara resmi. Pakaian ini bisa digunakan pada saat upacara pernikahan.

Di Riau, busana untuk wanita dikenal dengan sebutan Kebaya Labuh. Jenis pakaian adat Kebaya Labuh merupakan salah satu jenis busana kurung yang banyak dipakai oleh masyarakat suku Melayu seperti halnya di Riau ini. Ciri khas baju kurung adalah rancangan yang longgar pada lubang lengan, perut, dan dada.

Pada saat dikenakan, bagian paling bawah baju kurung berada pada posisi sejajar dengan pangkal paha. Namun ada juga yang berbeda, yaitu untuk kasus yang jarang ada pula yang memanjang hingga sejajar dengan lutut. Baju kurung tidak pula berkerah, tiap ujungnya direnda.

Beberapa bagiannya sering dihiasi sulaman berwarna keemasan.Pakaian ini konon menjadi jenis baju kurung tertua yang masih ada hingga saat ini. Bentuk kebaya labuh sekilas hampir sama seperti kebanyakan kebaya.

Akan tetapi bagian bawah Kebaya Labuh ini dibuat menjuntai sampai menutupi bagian lutut penggunanya. Sama halnya dengan kebaya pada umumnya, kedua sisi depan kebaya labuh ini dikaitkan dengan 3 kancing. Sehingga bagian bawah kebaya terlihat terbuka dan melebar.

Pada awalnya, baju kurung atau Kebaya Labuh ini digunakan untuk upacara kebesaran Melayu. Di kala itu biasanya kaum perempuanlah di lingkungan kerajaan yang bisa menggunakan baju tersebut. Biasanya pakaian ini dipakai bersamaan dengan kain songket untuk dijadikan sebagai bawahan sarungnya, lalu juga dilengkapi dengan aneka perhiasan emas, dan dipadu padan dengan sebuah tas ataupun kipas.

Hal ini berkaitan dengan kebudayaan masyarakat Melayu yang memeluk Islam, banyak perempuan yang menggunakan padu padan baju kurung dengan penutup kepala seperti halnya jilbab. Namun ada juga yang tidak menggunakannnya bersamaan dengan jilbab. Kini baju kurung banyak dipakai oleh masyarakat biasa.

Nah untuk anda yang akan berkunjung ke Kepualauan Riau dan khususnya Pekanbaru, selalu lindungi diri anda dan keluarga dari virus corona varian baru. Jangan sungkan pula untuk menghubungi Rental Mobil Pekanbaru ketika anda sudah sampai. Semoga bermnafaat dan terimkasih.

Comments

Popular posts from this blog

Tradisi Mangokal Holi Suku Batak

5 Rekomendasi Klinik Gigi Anak Di Jogja Yang Nyaman Dan Aman

Daftar Jasa Interior Desain Ruang Rapat Di Jogja (6 Perusahaan)