Ritual Akeke Suku Betawi
Budaya yang ada di Jakarta dan juga kota lainnya semakin hari semakin tergerus dengan kemajuan jaman. Dengan berbagai fasilitas yang semakin memadai, memulai bisnis online dengan mudah maka segalanya mampu merubah persepsi masyarakat termasuk dalam hal berbudaya. Masyarakat cenderung suka dengan gadgednya dalam sosialisasi dari pada bertemu langsung. Hal seperti irulah yang melenyapkan adat istiadat perlahan lahan.
Akeke adalah upacara selamatan karena mendapatkan karuia berupa momongan sekaligus pemberian nama dan cukur rambut bayi. Akeke sebenarnya nama lain dari aqiqah pada ajaran Islam. Sebagaimana aqiqah pada umumnya pada upacara itu akan diadakan potong kambing satu ekor untuk bayi perempuan dan dua ekor untuk bayi laki-laki.
Sedangkan untuk pencukuran rambut bayi, hasil seluruh rambut yang dipotong atau dicukur dikumpulkan kemudian ditimbang dengan ukuran gram. Berdasarkan berat timbangan rambut, maka ayah si bayi akan membeli emas sebanyak jumlah berat timbangan rambut bayi. Jumlah uang untuk membeli emas yang sesuai dengan berat timbangan emas itu akan disumbangkan kepada anak yatim piatu dan fakir miskin.
Ketika pembacaan riwayat atau Maulid Nabi sampai pada Serakal (Asyrakal), bayi dibawa berkeliling lingkaran mulai dari pemimpin upacara untuk memotong rambut sang bayi. Rambut yang dipotong dikumpulkan pada tempat yang telah disediakan. Setelah itu barulah kepala Sang Bayi dicukur sampai pelontos. Setelah dicukur, sang bayi dimandikan dan dirias kepada bagian alis lalu dibedong untuk menjaga bentuk badan bayi.
Ritual ini sedikit berbeda dengan yang ada di Jawa. Di jawa biasanya bayi di bawa berkeliling untuk di doakan oleh setiap tamu undangan. Selain itu setiap tamu undangan juga akan meniup dan mengelus kepala si bayi pada saat bayi di ajak berkeliling ke setiap tamu undangan.
Sesuai dengan fikih aqiqah, ritual ini biasanya dilakukan pada hari ketujuh, keempatbelas atau setelah bayi coplok puser atau puput pusar. Pada masyarakat Betawi salah satu upacara ini juga melakukan kerik tangan.
Acara Kerik Tangan ini dimulai dengan membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW yang kemudian diikuti dengan proses pencucian tangan dukun bayi lalu ibu si bayi. Setelahnya, dukun bayi mengambil kepingan uang logam lalu mengerik (menggosok dengan bagian samping kepingan logam) sang ibu sampai shalawat yang ketujuh selesai dibaca.
Perbedaan dalam melaksanakan aqiqah ini selain karena adanya perbedaan pemahaman dalam agama juga karena adanya sikap dari masyarakat yang tidak mau ribet. Kehidupan yang serba praktis dan kesibukan bekerja mempengaruhi pola pikir masyarakat yang perlahan mulai meninggalkan adat yang dirasa membuat repot.
Itulah ulasan mengenai adat akeke yang mulai redup di Jakarta. Semog artikel ini bermanfaat. Jangan lupa membaca artikel kami lainnya tetang destinasi wisata Candi Prambanan di Jogja. Terima kasih.
Aqiqah adalah syariat yang perlahan menjadi budaya. Sumber Unsplash |
Ritual Akeke
Akeke adalah upacara selamatan karena mendapatkan karuia berupa momongan sekaligus pemberian nama dan cukur rambut bayi. Akeke sebenarnya nama lain dari aqiqah pada ajaran Islam. Sebagaimana aqiqah pada umumnya pada upacara itu akan diadakan potong kambing satu ekor untuk bayi perempuan dan dua ekor untuk bayi laki-laki.Sedangkan untuk pencukuran rambut bayi, hasil seluruh rambut yang dipotong atau dicukur dikumpulkan kemudian ditimbang dengan ukuran gram. Berdasarkan berat timbangan rambut, maka ayah si bayi akan membeli emas sebanyak jumlah berat timbangan rambut bayi. Jumlah uang untuk membeli emas yang sesuai dengan berat timbangan emas itu akan disumbangkan kepada anak yatim piatu dan fakir miskin.
Prosesi Akeke
Prosesi ini dimulai dengn mengundang sanak famili dan jug tetangga untuk berkumpul dirumah keluarga yang memiliki hajatan akeke. Setelah tamu undangan berkumpul maka akan ada acara sambutan, dan beberapa rangkaian lainnya dan di lanjutkan dengan pembacaan Shalawat dan juga maulid al Barzanji.Ketika pembacaan riwayat atau Maulid Nabi sampai pada Serakal (Asyrakal), bayi dibawa berkeliling lingkaran mulai dari pemimpin upacara untuk memotong rambut sang bayi. Rambut yang dipotong dikumpulkan pada tempat yang telah disediakan. Setelah itu barulah kepala Sang Bayi dicukur sampai pelontos. Setelah dicukur, sang bayi dimandikan dan dirias kepada bagian alis lalu dibedong untuk menjaga bentuk badan bayi.
Ritual ini sedikit berbeda dengan yang ada di Jawa. Di jawa biasanya bayi di bawa berkeliling untuk di doakan oleh setiap tamu undangan. Selain itu setiap tamu undangan juga akan meniup dan mengelus kepala si bayi pada saat bayi di ajak berkeliling ke setiap tamu undangan.
Sesuai dengan fikih aqiqah, ritual ini biasanya dilakukan pada hari ketujuh, keempatbelas atau setelah bayi coplok puser atau puput pusar. Pada masyarakat Betawi salah satu upacara ini juga melakukan kerik tangan.
Kerik Tangan
Ritual lain yang berkaitan dengan upacara kelahihiran sampai sekarang masih terus dijalankan oleh masyarakat Betawi adalah Kerik Tangan. Acara penyambutan kelahiran bayi ini dimaksudkan sebagai bentuk serah terima dari pihak dukun bayi yang menolong kelahirannya, kepada keluarga ibunya.Acara Kerik Tangan ini dimulai dengan membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW yang kemudian diikuti dengan proses pencucian tangan dukun bayi lalu ibu si bayi. Setelahnya, dukun bayi mengambil kepingan uang logam lalu mengerik (menggosok dengan bagian samping kepingan logam) sang ibu sampai shalawat yang ketujuh selesai dibaca.
Ritual Akeke Saat Ini
Sebagian masyarakat Jakarta yang beragama Islam ketika mendapatkan karunia berupa anak maka mereka akan melaksanakan aqiqah. Namun pelaksanaannya di serahkan kepada penyedia jasa aqiqah Jakarta. Jika tuan rumah masih memegang adat pelaksanaannya sesuai dengan adat. Tetapi bgi masyarakat pendatang dan juga dari golongan ‘pembaharu’ biasanya melaksanakan hanya yang sesuai syariat saja.Bayi hendaknya di aqiqahkan. Sumber Unsplash |
Perbedaan dalam melaksanakan aqiqah ini selain karena adanya perbedaan pemahaman dalam agama juga karena adanya sikap dari masyarakat yang tidak mau ribet. Kehidupan yang serba praktis dan kesibukan bekerja mempengaruhi pola pikir masyarakat yang perlahan mulai meninggalkan adat yang dirasa membuat repot.
Itulah ulasan mengenai adat akeke yang mulai redup di Jakarta. Semog artikel ini bermanfaat. Jangan lupa membaca artikel kami lainnya tetang destinasi wisata Candi Prambanan di Jogja. Terima kasih.
Comments
Post a Comment